Honda Brio pertama kali diluncurkan oleh Honda Prospect Motor (HPM) di Indonesia pada tahun 2012, yang saat itu bermesin 1.300 cc. Kemudian dilahirkan varian ‘budget’-nya melalui Honda Brio Satya bermesin 1.200 cc, yang merupakan mobil LCGC (Low Cost Green Car).
Meskipun berbeda mesin dan fitur lainnya, namun desain eksterior maupun interior keduanya tetap sama, apalagi tampilannya yang menarik hati konsumen. Sejak April 2016, HPM melakukan penyegaran terhadap Honda Brio Satya yang kini menjadi lebih cool, berikut ditambahkannya Honda Brio RS yang lebih sporty.
Namanya penyegaran, platform yang digunakan untuk Honda Brio RS maupun Honda Brio Satya tetap sama seperti sebelumnya, yaitu DD1. Bemper depan maupun grill berubah desain, mirip-mirip ke Honda Mobilio, tapi sebenarnya berbeda. Demikian juga headlamp pada Honda Brio RS, bisa dibilang meminjam milik ‘kakak’-nya, yang memakai proyektor.
Penyegaran juga berlaku di bagian belakang, dimana stoplamp-nya sebagian berwarna merah untuk membedakan dengan Honda Brio sebelumnya. Tidak hanya itu, desain velg kini hadir lebih segar. Khusus untuk Honda Brio RS, velgnya berdiameter 15 inci dan mendapatkan ‘sentuhan’ di bagian suspensinya, yang dinamakan Sporty Tuned Suspension.
Tampilan saja? Tentu tidak. Di interior, ubahan utamanya pada dashboard yang kali ini juga seperti Honda Mobilio, maupun Honda Jazz. Perubahan dashboard menjadikan Honda Brio RS maupun Honda Brio Satya lebih berkelas, dimana pengaturan pendingin udara (A/C) kini menjadi digital. Perubahan ini juga diikuti pada bagian instrument cluster-nya.
Khusus di Honda Brio RS, head unit dibekali layar 6,2 inci diikuti adanya tambahan tweeter untuk memberikan kualitas suara yang lebih baik. Kemudian pembeda di keduanya lagi adalah warna didominasi hitam untuk interior Honda Brio RS, dan warna kombinasi gading untuk Honda Brio Satya.
Tampilan dan kabin saja? Tentu tidak (lagi). Mesin Honda Brio RS maupun Honda Brio Satya juga mendapat penyegaran. Tetap 1.200 cc i-VTEC, tapi internal mesin disempurnakan yang tujuannya untuk mengurangi friksi, menjadikan putaran mesin lebih enteng. Selain itu, intake manifold-nya lebih ringan.
Output mesin baru ini adalah 90 PS dan 110 Nm, lebih besar dibandingkan sebelumnya. Baik Honda Brio RS maupun Honda Brio Satya, diberikan 2 pilihan transmisi yaitu manual dan otomatis berjenis CVT. Seperti diketahui, transmisi CVT membuat perpindahan gigi lebih halus. Selain itu, hal ini membuat Honda Brio Satya menjadi mobil pertama yang menggunakan transmisi CVT.
Performa mesin yang kami rasakan saat HPM mengadakan media test drive pada awal Juni 2016 sebenarnya mirip-mirip dengan Honda Brio sebelumnya. Transmisi CVT memang membuat perpindahan gigi hampir tidak terasa, namun akselerasinya lebih halus, dibandingkan sebelumnya yang ‘nyentak’. Dipakai di jalanan menanjak seperti kawasan Puncak-Bogor, mesin tidak terasa ‘ngos-ngosan’.
Konsumsi bahan bakar sudah seharusnya efisien, kami sempat mendapatkan angka 1:17 dari MID. Lalu untuk pengendalian, Honda Brio RS lebih stabil berkat Sporty Tuned Suspension-nya, namun kenyamanan sedikit berkurang seperti saat melewati jalan tidak rata yang terasa bantingannya. Berbeda dengan Honda Brio Satya saat melewati kondisi yang sama, bantingan empuk menjadikan lebih nyaman.
Kesimpulannya, jika senang berkendara secara agresif bisa memilih Honda Brio RS dengan harga Rp 159,7 juta (manual) dan Rp 174,7 juta (CVT). Namun jika mengutamakan kenyamanan bisa melirik Honda Brio Satya yang harganya lebih bersahabat, yaitu Rp 129,6 juta hingga Rp 149,6 juta (Brio Satya S, Brio Satya E Manual, Brio Satya E CVT).
0 komentar
Posting Komentar